cover
Contact Name
Dian Yosi Arinawati
Contact Email
dianyosi@umy.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalkgumy@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Insisiva Dental Journal : Majalah Kedokteran Gigi Insisiva
ISSN : 22529764     EISSN : 26859165     DOI : 10.18196/idj
Core Subject : Health,
Insisiva Dental Jurnal memberikan informasi tentang ide, opini, perkembangan dan isu-isu di bidang kedokteran gigi meliputi klinis, penelitian, laporan kasus dan literature review.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2016)" : 8 Documents clear
Perubahan Tipe Bentuk Lengkung Gigi Paska Perawatan Ortodontik Cekat dengan Pencabutan Premolar Pertama (Laporan kasus) Prahastuti, Novarini
Insisiva Dental Journal Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Bentuk lengkung gigi merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan dan kestabilan hasil perawatan ortodontik, karena akan mempengaruhi fungsi dan estetik oklusi gigi. Tipe bentuk lengkung gigi yang tetap sama selama pertumbuhan merupakan indikator adanya keseimbangan antara gigi, lidah dan otot circum oral dari kekuatan perubahan. Selama pergantian gigi susu ke gigi permanen, ukuran lengkung gigi yang berubah dapat mempengaruhi bentuk lengkung gigi. Perawatan ortodontik alat cekat teknik Straight menggunakan wire dengan pilihan bentuk lengkung yang telah ditentukan. Salah satu tujuan perawatan tersebut adalah untuk mendapatkan tipe bentuk lengkung gigi yang ideal disesuaikan dengan kondisi pasien. Kasus: perempuan 20 tahun mengeluhkan kedua gigi kaninus atas tampak menonjol ketika tersenyum serta gigi-gigi rahang bawah berjejal. Diagnosis: Maloklusi Angle Klas I tipe skeletal klas I dengan bimaksiler protrusif, derajat inklinasi gigi insisivus bawah retrusif dan gigi insisivus atas protrusif disertai malposisi gigi individual. Perawatan: menggunakan alat cekat teknik Straight dengan pencabutan empat gigi premolar pertama. Hasil: terjadi perubahan tipe bentuk lengkung gigi dari trapezoid asimetris menjadi parabola simetris serta perbaikan profil wajah menjadi lebih harmonis. Kesimpulan: Tipe bentuk lengkung gigi yang sesuai dengan bentuk wajah pasien menciptakan kenyamanan dalam optimalisasi fungsi oklusi, estetik dan stabilisasi hasil perawatan ortodontik.
Perawatan Maloklusi Klas III Dento-Skeletal Pada Masa Pertumbuhan Menggunakan Alat Cekat (Straight Wire Appliance) (Laporan Kasus) Ratya Utari, Tita
Insisiva Dental Journal Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPendahuluan: Perawatan maloklusi kelas III sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada saat pasien dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, sehingga pertumbuhan dapat diarahkan. Penatalaksaan lebih awal akan memberikan hasil yang lebih baik dari profil maupun oklusinya dan dapat mencegah terjadinya kelainan yang lebih berat. Tujuan: memperbaiki gigitan silang (crossbite) yang terjadi pada gigi anterior dan posterior sehingga terbentuk relasi gigi rahang atas dan rahang bawah yang normal, dengan overjet dan overbite normal, koreksi gigi yang berjejal dan memperbaiki garis median sehingga diperoleh estetik penampilan yang lebih baik. Penatalaksanaan Kasus: Menggunakan alat cekat dengan sistem straight wire, tahap pertama perawatan dilakukan levelling dan unravelling untuk koreksi crowding gigi anterior. Pasien masih berusia 14 tahun sehingga pemakaian elastik intermaksiler klas III sangat efektif untuk menghambat pertumbuhan rahang bawah dan memacu pertumbuhan rahang atas sehingga terbentuk overjet positif. Kesimpulan: Untuk kasus kelas III yang dilakukan lebih dini dapat dilakukan perawatan ortodontik tanpa dilakukan pembedahan. Hasil perawatan relatif memuaskan dengan terkoreksinya crowding dan crossbite di anterior maupun posterior. Profil pasien menjadi lebih baik, semula cekung terkoreksi menjadi lurus.
Hubungan Status Ekonomi dan Pengetahuan Masyarakat terhadap Kanker Rongga Mulut di Kotamadya Medan 2014 Hafny Lubis, Wilda; R Suppaya, Sanjarna
Insisiva Dental Journal Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker mulut, istilah untuk tumor ganas yang terjadi dalam rongga mulut. Prevalensi kanker mulut sangat tinggi terutama di kalangan pria dan kanker mulut merupakan kanker ke delapan yang paling sering terjadi di seluruh dunia. Beberapa kanker mulut mungkin asimtomatik atau mungkin mengalami gejala yang berbeda, sehingga ketidaktahuan tanda-tanda awal kanker mulut dapat menyebabkan kanker mulut diabaikan Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap kanker mulut dan keadaan status ekonomi merupakan faktor penyebab tertundanya diagnosis dan pengobatan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status ekonomi seperti pendapatan dan pendidikan dengan pengetahuan masyarakat terhadap kanker mulut. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah pengunjung Rumah Sakit Columbia Asia dan Puskesmas PB Selayang II, pada Januari dan Febuari 2014. Penentuan subjek dilakukan dengan accidental sampling terdiri dari 80 orang. Pengumpulan data diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden yang memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner digunakan untuk menilai tingkatan pendapatan, tingkatan pendidikan dan pengetahuan kanker mulut. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara status ekonomi dengan pengetahuan yang mencakup penyebab, tanda – tanda dan pengelolaan kanker mulut. Ketidakseimbangan status ekonomi dalam pertimbangan kesehatan mulut dapat didefinisikan sebagai perbedaan dalam prevalensi atau insidens masalah kesehatan gigi dan mulut antara masyarakat dengan status ekonomi tinggi dan status ekonomi rendah. Status ekonomi mempengaruhi pengetahuan terhadap kanker mulut antara lain disebabkan masyarakat dengan status ekonomi tinggi memungkinkan mencari akses ke layanan kesehatan mulut yang baik dibandingkan masyarakat berstatus ekonomi rendah sehingga memungkinkan menerapkan perilaku kesehatan mulut yang tepat, mendapat diagnosis dan pengobatan kanker mulut yang cepat dan tepat. Informasi hasil penelitian ini dapat digunakan oleh Dinas Kesehatan atau layanan kesehatan lainnya untuk membuat program sosialisasi kanker mulut yang dilakukan secara berkesinambungan dan dapat dijangkau oleh masyarakat seperti di Puskesmas yang bertujuan untuk menurunkan prevalensi kanker mulut.
Perbedaan antara Kumur Ekstrak Siwak (Salvadora Persica) dan Kumur Infus Siwak terhadap Viskositas Saliva Driana Rahmawati, Atiek; Garry Syahrizal Hanafi, Muhammad
Insisiva Dental Journal Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Karies atau lubang gigi dapat terjadi apabila faktor yang mengikuti terpenuhi seluruhnya. Faktor-faktor tersebut adalah mikroorganisme, substrat, host atau gigi, waktu dan lingkungan atau saliva. Saliva memiliki peranan penting, karena saliva berfungsi sebagai self cleansing, menjaga kesehatan jaringan lunak maupun keras yang ada di dalam rongga mulut, lubrikasi, anti mikroba dan kapasitas buffer. Hubungan viskositas dengan karies adalah apabila viskositas saliva semakin rendah, maka kemungkinan akan terjadinya karies akan menurun, karena ketika viskositas rendah, maka volume saliva akan meningkat, sehingga kandungan saliva seperti lisosim yang berfungsi sebagai antibakteri juga akan meningkat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kumur ekstrak siwak dan infus siwak terhadap viskositas saliva. Metode: Penelitian ini adalah eksperimental kuasi dengan pendekatan one group pretest-posttest. Enam belas subjek yang terpilih secara random kemudian berkumur dengan larutan kumur yang mengandung ekstrak siwak (Salvadora persica), infus siwak dan air mineral sebagai kontrol. Penelitian ini memiliki jenis subjek berpasangan dengan wash out periode selama satu minggu. Pengambilan sampel saliva dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan kumur menggunakan ekstrak maupun infus siwak. Kumur dilakukan selama 30 detik. Sampel kemudian diukur viskositasnya dengan menggunakan viscometer Brookfield. Data analisis menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, dan uji homogenitas dengan Levene Variance Test, data dianalisis dengan menggunakan Friedman dengan nilai signifikansi didapat pada p<0,05. Hasil: Dihasilkan pada uji Friedman untuk ketiga kelompok data adalah p=0,271 (p>0,05). Kesimpulan: Tidak ada perbedaan kumur ekstrak siwak (Salvadora persica) dan kumur infus siwak terhadap viskositas saliva secara signifikan.
Dimorfisme Seksual pada Gigi Kaninus menggunakan Metode Kecerdasan Buatan Fidya, Fidya; Priyambadha, Bayu
Insisiva Dental Journal Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Deteminasi seksual adalah salah satu aspek yang penting dalam proses identifikasi. Gigi adalah bagian dari tubuh manusia yang menunjukkan sifat dimorfisme seksual. Kecerdasan buatan adalah metode yang membuat komputer dapat mengerjakan tugas seperti dan sebaik manusia. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat ketepatan penggunaan metode kecerdasan buatan dalam mengidentifikasi dimorfisme seksual pada gigi kaninus. Bahan dan Metode: Sampel sebanyak 100 hasil pengukuran masing-masing diameter mesiodistal, buccolingal, dan diagonal gigi kaninus model rahang atas dan bawah laki-laki dan perempuan dimasukkan ke dalam sebuah aplikasi program komputer yang menerapkan algoritma Multi Layer Perceptron (MLP). Proses pembelajaran dilakukan oleh program hingga mendapatkan pola data. Kemudian dilakukan pengujian dengan menggunakan 50 hasil pengukuran baru masing-masing 25 laki-laki dan perempuan. Analisis statistik yang digunakan adalah Koefisien Kohens Kappa dengan nilai range 0-1. Hasil: Dari pengujian didapatkan tingkat akurasi sebesar 88% dan nilai Kappa 0,76 yang menunjukkan bahwa sistem otomatisasi menggunakan metode kecerdasan buatan adalah substansial agreement (kesepakatan besar). Kesimpulan: Penggunaan metode kecerdasan buatan memberikan tinggi akurasi yang tinggi sebesar 88% pada proses identifikasi dimorfisme seksual gigi kaninus.
Perawatan Maloklusi Klas III Dento-Skeletal Pada Masa Pertumbuhan Menggunakan Alat Cekat (Straight Wire Appliance) (Laporan Kasus) Ratya Utari, Tita
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.v5i1.3711

Abstract

AbstrakPendahuluan: Perawatan maloklusi kelas III sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada saat pasien dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, sehingga pertumbuhan dapat diarahkan. Penatalaksaan lebih awal akan memberikan hasil yang lebih baik dari profil maupun oklusinya dan dapat mencegah terjadinya kelainan yang lebih berat. Tujuan: memperbaiki gigitan silang (crossbite) yang terjadi pada gigi anterior dan posterior sehingga terbentuk relasi gigi rahang atas dan rahang bawah yang normal, dengan overjet dan overbite normal, koreksi gigi yang berjejal dan memperbaiki garis median sehingga diperoleh estetik penampilan yang lebih baik. Penatalaksanaan Kasus: Menggunakan alat cekat dengan sistem straight wire, tahap pertama perawatan dilakukan levelling dan unravelling untuk koreksi crowding gigi anterior. Pasien masih berusia 14 tahun sehingga pemakaian elastik intermaksiler klas III sangat efektif untuk menghambat pertumbuhan rahang bawah dan memacu pertumbuhan rahang atas sehingga terbentuk overjet positif. Kesimpulan: Untuk kasus kelas III yang dilakukan lebih dini dapat dilakukan perawatan ortodontik tanpa dilakukan pembedahan. Hasil perawatan relatif memuaskan dengan terkoreksinya crowding dan crossbite di anterior maupun posterior. Profil pasien menjadi lebih baik, semula cekung terkoreksi menjadi lurus.
Perbedaan antara Kumur Ekstrak Siwak (Salvadora Persica) dan Kumur Infus Siwak terhadap Viskositas Saliva Atiek Driana Rahmawati; Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.v5i1.3708

Abstract

Latar Belakang: Karies atau lubang gigi dapat terjadi apabila faktor yang mengikuti terpenuhi seluruhnya. Faktor-faktor tersebut adalah mikroorganisme, substrat, host atau gigi, waktu dan lingkungan atau saliva. Saliva memiliki peranan penting, karena saliva berfungsi sebagai self cleansing, menjaga kesehatan jaringan lunak maupun keras yang ada di dalam rongga mulut, lubrikasi, anti mikroba dan kapasitas buffer. Hubungan viskositas dengan karies adalah apabila viskositas saliva semakin rendah, maka kemungkinan akan terjadinya karies akan menurun, karena ketika viskositas rendah, maka volume saliva akan meningkat, sehingga kandungan saliva seperti lisosim yang berfungsi sebagai antibakteri juga akan meningkat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kumur ekstrak siwak dan infus siwak terhadap viskositas saliva. Metode: Penelitian ini adalah eksperimental kuasi dengan pendekatan one group pretest-posttest. Enam belas subjek yang terpilih secara random kemudian berkumur dengan larutan kumur yang mengandung ekstrak siwak (Salvadora persica), infus siwak dan air mineral sebagai kontrol. Penelitian ini memiliki jenis subjek berpasangan dengan wash out periode selama satu minggu. Pengambilan sampel saliva dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan kumur menggunakan ekstrak maupun infus siwak. Kumur dilakukan selama 30 detik. Sampel kemudian diukur viskositasnya dengan menggunakan viscometer Brookfield. Data analisis menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, dan uji homogenitas dengan Levene Variance Test, data dianalisis dengan menggunakan Friedman dengan nilai signifikansi didapat pada p0,05. Hasil: Dihasilkan pada uji Friedman untuk ketiga kelompok data adalah p=0,271 (p0,05). Kesimpulan: Tidak ada perbedaan kumur ekstrak siwak (Salvadora persica) dan kumur infus siwak terhadap viskositas saliva secara signifikan.
Dimorfisme Seksual pada Gigi Kaninus menggunakan Metode Kecerdasan Buatan Fidya Fidya; Bayu Priyambadha
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.v5i1.3709

Abstract

Pendahuluan: Deteminasi seksual adalah salah satu aspek yang penting dalam proses identifikasi. Gigi adalah bagian dari tubuh manusia yang menunjukkan sifat dimorfisme seksual. Kecerdasan buatan adalah metode yang membuat komputer dapat mengerjakan tugas seperti dan sebaik manusia. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat ketepatan penggunaan metode kecerdasan buatan dalam mengidentifikasi dimorfisme seksual pada gigi kaninus. Bahan dan Metode: Sampel sebanyak 100 hasil pengukuran masing-masing diameter mesiodistal, buccolingal, dan diagonal gigi kaninus model rahang atas dan bawah laki-laki dan perempuan dimasukkan ke dalam sebuah aplikasi program komputer yang menerapkan algoritma Multi Layer Perceptron (MLP). Proses pembelajaran dilakukan oleh program hingga mendapatkan pola data. Kemudian dilakukan pengujian dengan menggunakan 50 hasil pengukuran baru masing-masing 25 laki-laki dan perempuan. Analisis statistik yang digunakan adalah Koefisien Kohens Kappa dengan nilai range 0-1. Hasil: Dari pengujian didapatkan tingkat akurasi sebesar 88% dan nilai Kappa 0,76 yang menunjukkan bahwa sistem otomatisasi menggunakan metode kecerdasan buatan adalah substansial agreement (kesepakatan besar). Kesimpulan: Penggunaan metode kecerdasan buatan memberikan tinggi akurasi yang tinggi sebesar 88% pada proses identifikasi dimorfisme seksual gigi kaninus.

Page 1 of 1 | Total Record : 8